Apa yang anda pikirkan bila mendengar kata “Love Hotels”? Pasti sesuatu yang terdengar agak “miring” kan?? Tetapi bagi kami, “Love Hotels” yang ada di hampir seluruh kota di Jepang tidak hanya sekedar tempat untuk pasangan bersenang-senang melainkan juga sebuah kebudayaan.

“Love Hotels” itu sendiri adalah hampir sama mungkin dengan motel yang ada di Indonesia dimana biasanya kamar hotel tersebut bisa disewa dalam waktu beberapa jam sampai 1 hari. Dan memang betul, sebagian besar orang “berkunjung” kesini untuk bersenang-senang tetapi tidak jarang pula, mereka yang berkunjung kesini untuk keperluan lain, seperti tempat tidur bagi orang yang ketinggalan kereta karena sudah larut malam atau memilih hotel jenis ini karena biasanya lebih murah.

Salah satu hal yang menarik disini, “Love Hotels” disini juga banyak digunakan oleh pasangan yang sudah menikah, setidaknya itulah cerita yang kami dapat dari salah satu teman kami disana. Dia dan istrinya sering berkunjung kesini karena rumah mereka kecil dan sangat tidak nyaman untuk bermesraan di rumah yang “dikelilingi” dengan anak mereka yang masih kecil

Dan diluar dari “kesenangan” yang bisa kita dapatkan dari “Love Hotels”, rata-rata hotel yang ada juga sarat dengan teknologi loh!!

Mulai dari masuk ke lobby, untuk menjaga privasi, anda tidak perlu bertemu dengan resepsionis karena untuk memilih jenis kamar, sudah disediakan monitor LCD yang menampilkan semua jenis kamar. Dalam monitor tersebut juga ditampilkan kamar mana yang masih tersedia. Setelah anda merasa cocok, tinggal tekan tombol atau mungkin langsung melalui layar sentuh dan kunci kamar akan diberikan melalui lobang kecil (sehingga anda tidak terlihat oleh siapapun).

Di dalam kamar itu sendiri juga telah disediakan berbagai macam hal untuk memanjakan anda dengan pasangan, mulai dari jenis kamar seperti bertema Hello Kitty dan lainnya sampai menyewa pakaian yang sering disebut dengan CosPlay (Costume Player).

Kita juga bisa menemukan mesin penjual ukuran kecil yang menjual berbagai macam kebutuhan seperti makanan, minuman ringan sampai “mainan” orang dewasa. Hebatnya, begitu anda mengambil makanan/ minuman tersebut, otomatis harga makanan/ minuman tersebut masuk ke tagihan anda pada saat membayar.

Privasi sangat dijaga disini sehingga hampir dapat dipastikan bahwa mereka (pemilik hotel) berusaha sebisa mungkin untuk tidak terlihat oleh anda atau sebaliknya
Setelah membaca tulisan ini, apakah menurut anda “love hotels” adalah kebudayaan negatif atau malah sebaliknya?? Semuanya tentu saja tergantung dari masing-masing pribadi.&background

Jepang, Love Hotel